I.
Judul
Percobaan : Kesetimbangan Hasil Kali Kelarutan
II.
Tujuan
Percobaan :
1.
Membuat
Larutan Jenuh suatu Garam CaCO3
2.
Menentukan
Kelarutan Garam CaCO3
3.
Menentukan
Hasil Kali Kelarutan CaCO3
III.
Dasar
Teori
Hasil Kali
Kelarutan adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh garam yang
sukar larut dalam air. Nilai Ksp untuk elektrolit sejenis semakin besar
menunjukkan semakin mudah larut.
Kelarutan(s)
merupakan konsentrasi maksimum zat terlarut. Ketentuan yang perlu diperhatikan
:
1.
Jika
Harga [Ay+] x [Bx-] = Ksp AxBy,
larutan tepat jenuh (tidak terjadi pengendapan)
2.
Jika
Harga [Ay+]x [Bx-]y < Ksp AxBy,
larutan belum jenuh (tidak terjadi
pengendapan)
3.
Jika
Harga [Ay+] [Bx-]y > Ksp AxBy, larutan
lewat jenuh (terjadi pengendapan)
Adapun penambahan ion senama (sejenis) pada
pelarut akan memperkecil kelarutan. Penambahan tersebut menggeser kesetimbangan
kekiri (sesuai prinsip Le Chatelier)
Kelarutan suatu elektrolit juga mempengaruhi oleh
pH larutan. Keberadaan ion H+ akan mengikat anion sehingga anion
dalam larutan berkurang. Berkurangnya anion mengakibatkan lebih banyak garam
yang larut (sesuai asas Le Chatelier).
Sistem kesetimbangan dibagi 2 kelompok :
1.
Kesetimbangan
Homogen
Kesetimbangan
Homogen merupakan kesetimbangan yang angggota sistemnya mempunyai fasa yang
sama, sehingga sistem yang terbentuk itu hanya satu fasa.
Kesetimbangan
Heterogen memrupakan suatu kesetimbangan yang anggota sistemnya mempunyai lebih
dari satu fasa, sehingga sistem yanng terbentukpun lebih dari satu macam fasa.
Kesetimbangan
heterogen yang terdiri atas padatan dan cairan, misalnya padatan NB dan
pelarutnya H2O, maka larutan terbentuk sistem kesetimbangan sbb :
NB(s) + 2nH2O ---------> N+(nH2O)
+ B-(nH2O)........ (1)
Tetapan kesetimbangan diatas adalah :
K = [N+ (nH2O)][B-(nH2O)]
[NB][H2O]2n .................................................................
(2)
Pada sistem kesetimbangan yang terbentuk H2O
merupakan pelarut sehingga jumlah yang besar sekali bila dibandingkan dengan H2O
yang mengelilingi ion-ion yanng ada, dengan demikian [H2O]2n dapat
dikatakan tetap, sehingga persamaan (2) dapat diubah kembali menjadi:
K = [N+ (nH2O)][B-(nH2O)]
[NB].....................................................................(3)
Kepekaan [NB] padat dalam fasa ini boleh dikatakan
tetap, karena [NB] padat berubah mennjadi
[N+ (nH2O)] dan [B-(nH2O)]
kecil sekali, dengan demikian :
K = [N+ (nH2O)][B-(nH2O)]..........................................................(4)
Untuk membedakan arti tetapan kesetimbangan yang
lain, maka tetapan kesetimbangan persamaan (4) disebut juga tetapan hasil kali
kelarutan (Ksp). Besar Ksp menunjukkan adanya kesetimbangan antara kelarutan
jenuh dengan padatan pada suhu tertentu dan harganya tertentu untuk setiap
jenis senyawa.
Jika hasil proses kesetimbangan heterogen ini ditelusuri dari awal, maka
akan tampak proses sbb :
NB (S) + 2nH2O ----------> N+
(nH2O) + B-(nH2O).......................(5)
Dengan demikian pada awalnya padatan ionik tersebut akan menghilang identitasnya
dan pecah menjadi N+ (nH2O)
dan B-(nH2O).
Interaksi antara ion-ion tersebut kecil sekali sehingga sesungguhnya senyawa
ionik NB padat sudah tidak ada dalam sistem dan membentuk sistem homogen. Jika NB
pada terus menerus dimasukkan kedalam larutan, pada suatu saat interaksi antara
ion menjadi besar kembali membentuk padatan sbb :
N+ (nH2O)
+ B-(nH2O) -----------------> NB (S)
+ 2nH2O ....................... (6)
Keadaan dalam ion-ion yang terlarut kembali
membentuk padatan itu disebut keadaan jenuh atau larutan yang terbentuk disebut
larutan jenuh. Dengan demikian jika peristiwa (5) dan (6) digabung akan tampak
seperti kesetimbangan (1).
Dari gambaran diatas, dapat disimpulkan bahwa
sembarang senyawa ionik, hasil kalli kelarutan pada suhu tertentu merupakan
nilai dari perkalian ion-ionnya dalam larutan dimana pada suhu tersebut terjadi
kesetimbangan antara ion-ion tersebut dengan padatannya.
Larutan yang demikian, disebut larutan jenuh,
dengan demikian jika nilalli tetapan hasil kali kelarutan belum dilampaui,
padatan masih dapat larut. Jika yang dilarutkan banyaknya banyaknya ion-ion tersebut, perkaliannya
persis sama dengan Ksp akan membentuk larutan jenuh dan jika dilampaui akan
membentuk endapan kembali. Jika terjadi keadaan dimana Ksp telah dilampaui,
tetapi belum membentuk endapan kembali, keadaan semacam ini disebut larutan
lewat jenuh.
Banyaknya garam yang dapat larut dalam sejumlah
pelarut disebut kelarutan. Secara umum kelarutan dan hasil kali ion-ion suatu
garam dapat dicari sbb :
NB (S) + 2nH2O N+ (nH2O)
+ B-(nH2O)
Tampak disini bahwa setiap 1 mol NB akan terdisosiasi membentuk 1 mol N+
(nH2O) dan 1 mol B-(nH2O),
dengan demikian jika kelarutan itu s mol, maka dalam larutan itu juga akan
terbentuk N+/ N+ (nH2O) sebanyak 5
mol dan B-/ B-(nH2O) sebanyak 5
mol, sehingga apabila larutan yang terbentuk itu 1 Liter, maka :
[N+] =
[N+ (nH2O)] = 5 mol
[B-] =
[B-(nH2O)] = 5 mol
Ksp = [N+][B-]=
s.s = s2
S =
Jika garam/ senyawa itu terbentuk dari kation dan
anion yang muatannya tidak sama, misalnya NB2 atau N2B dan secara umum ditulis
NdBw maka, kelarutan dapat dicari sbb :
2nH2O + N2B 2N+(nH2O)
+ B-(nH2O)
Maka :
Ksp = [N+]2[B-] =
(2s)2.s = 4s
S3 = ¼ Ksp
S = ½
IV.
Alat
dan Bahan
a.
Alat
No
|
Nama Alat
|
Ukuran
|
Jumlah
|
1
|
Erlenmeyer
|
100 mL
|
3
|
2
|
Pipet tetes
|
-
|
3
|
3
|
Gelas ukur
|
-
|
2
|
4
|
Corong
|
Kecil
|
1
|
5
|
Buret
|
50 mL
|
1
|
6
|
Dasar Statif, Tiang
|
-
|
1
|
Statif,
|
b.
Bahan
No
|
Nama Alat
|
Ukuran
|
Jumlah
|
1
|
Larutan CaCO3
|
mL
|
15 mL
|
2
|
HCL 0.001 M
|
mL
|
53 mL
|
3
|
NaOH 0.001 M
|
mL
|
6 mL
|
4
|
Metil Orange
|
mL
|
6 tetes
|
V.
Prosedur
Kerja
1.
Diambil
larutan CaCO3 jenuh sebanyak 5 mL menggunakan gelas ukur. Dimasukkan
kedalam erlenmeyer 100 mL, ditambahkan 1 mL larutan HCl 0,001 M (menggunakan
pipet tetes dan gelas ukur)
2.
Ditambahkan
2 mL larutan NaOH 0,001 M dan ditambahkan 2 tetes indikator Metil Orange
3.
Diambil
larutan HCL 0.001 M dan dimasukkan kedalam buret 50 mL
4.
Larutan
hasil kerja (2) dititrasi dengan larutan HCl baku dari Buret. Dihentikan
titrasi setelah larutan berubah warna menjadi merah muda. Dicatat vulome HCl
0.001 M
5.
Diulangi
langkah 1-5 sebanyak 2 kali dan merata-ratakan volume HCl 0,001 M
6.
Dihitung
Ksp CaCO3 dan dibandingkan dengan harga Ksp Teoritisnya.
VI.
Hasil
Pengamatan
Prosedur Kerja
|
Hasil Pengamatan
|
Isi prosedur kerja anda
|
Isi dengan hasil pengamatan yang anda
dapatkan
|
VII.
Perhitungan
dan Pembahasan
a.
Perhitungan
Tulis sesuai Data yang anda
dapatkan.
b.
Pembahasan
Pada percobaan kali ini dengan bahan garam CaCO3,
larutan CaCO3 adalah larutan yang tepat akan mengendap apabila
didalamnya ditambahkan padatan CaCO3 dimana padatan tersebut tidak
akan larut dan membentuk endapan kembali. Larutan tetrsebut bersifat basa dan
membentuk endapan kembali. Larutan tersebut bersifat basa karena volume NaOH
yang ditambahkan lebih besar dari HCl. Hal ini diindikasi oleh indikator metil
orange, warna kuning muda yang dihasilkan setelan ditetesi metil Orange pada
larutan NaOH akan bereaksi dengan perubahan warna.
Ion OH- dari larutan NaOH yang
berlebihan menyebabkan perubahan warna larutan. Lalu larutan itu dititrasi
dengan HCl. Volume HCl yang berlebihan yang digunakan dapat diketahui dengan
penentuan titik akhir titrasi. Pada percobaan
yang dilakukan pada saat tertentu larutan tersebut berubah warna menjadi
kuning. Perubahan ini diakibatkan karena perubahan pH larutan campuran yang
sebelumnya lebih bersifat basa, namun setelah dititrasi denngan HCl, pH larutan
Berubah.
VIII.
Kesimpulan
dan Saran
Kesimpulan Ditentukan dari tujuan anda. Seberapa
banyak tujuan percobaan sebanyak itu pula percobaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar